Selasa, 29 Maret 2011

Orang yang dilupakan..



bukanlah kematian, namun menjadi orang yang diabaikan.
Kehilangan orang yang sangat kita cintai, yang berubah menjadi seseorang
yang tidak peduli denganmu sama sekali.
Ketika orang yang sangat kau sayangi mengadakan pesta …. dan tidak
mengundangmu sama sekali.
Ketika orang yang paling kau sayangi di dunia ….. dengan sengaja tidak
mengundangmu menghadiri perayaannya, sehingga membuat orang berfikir kamu
tidak peduli.

Luka yang paling menyakitkan dalam hidup bukanlah kematian, namun menjadi
orang yang dilupakan.
Menjadi orang yang dilupakan setalah kita memberikan yang terbaik.
Menjadi orang yang tidak mempunyai kawan, walau hanya sekedar untuk saling
menyapa.
Ketika kau melihat orang yang ada dilubuk hatimu yang paling dalam
menertawaimu didepan wajahmu.
Ketika kau membutuhkan seseorang untuk memompa semangatmu, tapi kau
menyadari bahwa hanya seseorang yang masih peduli denganmu yaitu ……..
kamu sendiri.

Hidup memang penuh penderitaan, tapi akankah ini membaik??? akankah semua
orang saling peduli, dan menyediakan waktu untuk mereka yang membutuhkan ?
Setiap orang punya peranan untuk dimainkan di panggung yang besar yang kita
sebut kehidupan.
Setiap orang punya kewajiban terhadap lingkungan sekitarnya untuk mengatakan
bahwa kita menyayangi mereka.

Kau tidak akan mendapat hukuman jika kau tidak mempedulikan kawan kawanmu.
Kau hanya akan diabaikan …….dilupakan…..seperti yang telah kau perbuat
terhadap mereka !!

Puisi ini ditulis oleh seorang pria yang telah membunuh dirinya, mungkin
jika orang-orang sekitarnya mau menunjukkan sedikit rasa sayang / cinta /
kasih dan memberikan lebih banyak perhatian kepadanya, kematiannya tidak
akan pernah terjadi.

Ingatlah, begitu kita memasuki kehidupan (seseorang), kita tidak dapat
menilai kesedihan, kesepian atau keputus-asaan orang hanya dari ekspresi
muka/phisik. Kau perlu mengenalnya lebih dalam lagi, menghargai mereka, dan
tunjukkan kepada mereka kau peduli.

Tong Zi Dan atau Boy Egg



Sekilas tak ada yang aneh dari sajian andalan masyarakat Dongyang, China. Semua orang bisa dengan mudah menyebutnya telur rebus. Rasa aneh bercampur jijik mungkin baru muncul setelah mendengar cerita di balik pengolahannya.

Masyarakat setempat menyebutnya 'tong zi dan' atau 'boy egg'. Sebutan ini merujuk ciri khas telur yang direbus di dalam urin anak laki-laki, bukan air mendidih.

Lu Ming, koki andal di sana, mengatakan, 'boy egg' menjadi makanan tradisional yang cukup digemari masyarakat lokal sejak beribu-ribu tahun silam. Pada 2008, hidangan ini bahkan masuk dalam daftar warisan budaya yang dilestarikan.

Di masa lalu, 'boy egg' menjadi hidangan spesial setiap musim semi. Masyarakat setempat menjadikannya sebagai santapan lezat yang menyehatkan. Sejumlah pakar kesehatan tradisional di China sepakat bahwa kandungan nutrisi urin akan meningkatkan nilai gizi telur.

Lu Ming mengatakan bahwa kualitas urin terbaik berasal dari anak laki-laki usia di bawah 10 tahun. Ini terkait dengan pola makan anak yang cenderung masih sehat. "Kami mengumpulkan urin dari sekolah-sekolah di wadah-wadah yang sudah kami siapkan setiap hati," ujarnya.

Penyajian telur ini membutuhkan waktu cukup panjang. Pertama, telur mentah direndam di dalam wadah berisi urin. Setelah tercelup sempurna, wadah dipanaskan hingga urin mendidih. Dalam suhu maksimal, telur biasanya akan retak sehingga urin akan merembes ke dalamnya. Setelah matang, biarkan telur terendam urin selama satu hari.

Lu Ming sangat ingin membagi kelezatan dan nutrisi telur tersebut ke seluruh dunia. "Kami mendorong ekspor telur ini, karena kami ingin orang di luar China bisa sepenuhnya menghargai kelezatan masakan kami," ujarnya.