Entah di Tiongkok, di Amerika di India, di Jerman ataupun di Indonesia;
kita memiliki perasaan yang sama ialah rasa Takut. Perasaan Takut ini ini bukan dirasakan oleh saya atau Anda saja melainkan oleh milyaran penduduk bumi sekarang ini. Jadi satu Ketakutan Bersama alias Ketakutan Global !Ketakutan dimana Angka Statistik mengenai jumlah orang yang di PHK (Pemutusan Hubungan Kerja) akan menjadi Realita atau kenyataan pahit yang harus kita terima. Dimana bukan hanya sekedar Angka lagi melainkan sudah menjelma menjadi manusia, salah satunya adalah diri kita sendiri.
Sebelumnya di TV sering kita melihat Nasib mereka yang di PHK, tetapi sekarang kitalah yang menjadi pemeran atau aktor utamanya, karena mengalami nasib yang sama seperti mereka. Apakah sekarang ini kita sudah menjadi bangsa paranoid ? Paranoid itu adalah salah satu dari gejala penyakit jiwa (baca Gendheng) yang hidup dalam rasa penuh ketakutan yang berlebihan. Kata Paranoid itu sendiri diserap dari bhs Yunani para-noia (Para = diluar; Noia = pikiran), sebab ketakutan ini hanya ada di dalam khayalan pikiran anda saja.Tidak ! Sebab tidak bisa dipungkiri bahwa dampak krisis ekonomi dunia ini sudah dirasakan oleh ratusan juta orang. Lihat saja di Amerika, Jepang bahkan Jerman sekalipun dimana pabrik mobil bergengsi seperti Mercedes sekalipun sudah mulai merumahkan karyawannya. Mereka hanya bekerja tiga hari dalam seminggu, sedangkan Toyota pabrik mobil Jepang yang paling ngetop sekalipun untuk pertama kalinya di dalam sejarah, mengalami kerugian yang sangat besar. Hampir setiap perusahaan mengeluh, bahkan merasa takut, karena omsetnya menurun drastis, sedangkan bantuan dari Bank sudah tidak dikucurkan lagi, sehingga hanya tinggal menunggu waktu saja, kapan mereka gulung tikar dan ribuan karyawannya di PHK.
Di prediksikan di tahun 2009 ini jumlah yang akan di PHK bisa mencapai 20% dari total pekerja, apakah ini bukannya satu hal yang perlu ditakutkan !Krisis Ekonomi Global ini akan mendatangi kehidupan kita seperti datangnya deru ombak Tsunami yang menerjang dan memporakporandakan kehidupan banyak keluarga. Kalau Tsunami seperti di Aceh; masih mending dimana korban langsung meninggal, tapi kalau Tsunami PHK korbannya masih hidup dan harus tetap menderita terus. Apakah ini bukannya satu penderitaan yang lebih menyakitkan? Jawablah dengan jujur apa yang bisa kita lakukan untuk membendung terjadinya hal ini ? Ketakutan ini dirasakan oleh kita semua, entah ia Wong Miskin ataupun Wong Kaya. Mau investasi takut kalau nantinya situasi ekonomi bertambah buruk. Mau buka usaha takut kalau usahanya bangkrut. Karena daya beli masyarakat semakin terpuruk. Mau simpan uang di bank, khawatir banknya dilikuidasi.
Sering kali kita baca di media mengenai pertanyaan: Apakah kita siap menghadapi krisis ekonomi ini ? Ini satu pertanyaan yang Guoo..blok bin O'on, sebab pertanyaannya bukannya "Be or not to be?" lagi seperti Hamlet dalam drama Shakespeare, sebab Siap atau tidak Siap; Loe harus menerima kenyataan ini. Sama seperti datangnya Sang Maut !Tapi jawablah dengan jujur ! Kenapa anda tidak takut mati, padahal kematian ini satu hal yang sudah bisa dipastikan 100% alias tidak bisa ditawar lagi, sedangkan kemungkinan di PHK baru diatas 90%, tetapi kenyataannya anda tidak mengkhawatirkan tentang datangnya kematian ! Yang membuat kita takut dan depresi sebenarnya adalah perasaan EGO atau Gengsi kita atau kesombongan diri kita, karena kita takut kehilangan Status. Takut kehilangan jabatan, mobil, terutama takut jadi Miskin. Apakah jadi kemiskinan itu suatu hal yang perlu ditakutkan ? Apakah kemiskinan ini harus lebih ditakutkan daripada kematian ? Kenapa hingga saat ini anda setiap harinya; anda bisa selalu enjoy dan senang, walaupun kenyataannya bisa saja besok anda koit !Cobalah bandingkan nasib anda dengan penduduk di Palestina sekarang ini, yang setiap malam di bom tiada hentinya. Mereka layak jadi takut, tetapi bagi kita apa yang harus ditakutkan atau dicemaskan. Jadi miskin bukanlah aib, dan hidup sederhana bukanlah sesuatu hal yang perlu ditakutkan. Mang Ucup adalah Mang Ucup entah saya miskin ataupun kaya, saya tidak akan berubah Kita dilahirkan telanjang di dunia ini, sedang yang kita miliki sekarang ini hanya sekedar pinjaman saja.
Cobalah bandingkan keadaan krisis ekonomi yang sedang melanda sekarang ini, apakah ini jauh lebih buruk daripada di tahun 1998, dimana nilai uang Rupiah seperti Kertas Bungkus Cabe yang tidak memiliki nilai lagi, karena nilai AS Dollar merosot dari dua ribu anjlok turun jadi sepuluh ribu. Tetapi kenyataannya Anda bisa mengatasinya, bahkan bisa bangkit kembali !Apalagi problem sekarang ini adalah problem Global, jadi sudah pasti akan diatasi secara Global pula. Jadi "Don Wori" lah, cobaan ini pasti akan berlalu, atau dalam bhs Sundanya – Gone with the Wind. Percayalah nasib anda dan saya ada jauh lebih baik dari cobaan yang diberikan kepada Nabi Ayub. Dan belajarlah dari sekarang memaknai arti kata "Cukup" apabila kita bisa menghayatinya perkataan tersebut, pasti rasa cemas kita akan hilang dengan sendirinya. Bukankah dalam doa pun kita mengucapkan berikanlah hari ini kami makanan secukupnya, jadi bukannya untuk seminggu atau sebulan bahkan setahun yang mendatang!
kita memiliki perasaan yang sama ialah rasa Takut. Perasaan Takut ini ini bukan dirasakan oleh saya atau Anda saja melainkan oleh milyaran penduduk bumi sekarang ini. Jadi satu Ketakutan Bersama alias Ketakutan Global !Ketakutan dimana Angka Statistik mengenai jumlah orang yang di PHK (Pemutusan Hubungan Kerja) akan menjadi Realita atau kenyataan pahit yang harus kita terima. Dimana bukan hanya sekedar Angka lagi melainkan sudah menjelma menjadi manusia, salah satunya adalah diri kita sendiri.
Sebelumnya di TV sering kita melihat Nasib mereka yang di PHK, tetapi sekarang kitalah yang menjadi pemeran atau aktor utamanya, karena mengalami nasib yang sama seperti mereka. Apakah sekarang ini kita sudah menjadi bangsa paranoid ? Paranoid itu adalah salah satu dari gejala penyakit jiwa (baca Gendheng) yang hidup dalam rasa penuh ketakutan yang berlebihan. Kata Paranoid itu sendiri diserap dari bhs Yunani para-noia (Para = diluar; Noia = pikiran), sebab ketakutan ini hanya ada di dalam khayalan pikiran anda saja.Tidak ! Sebab tidak bisa dipungkiri bahwa dampak krisis ekonomi dunia ini sudah dirasakan oleh ratusan juta orang. Lihat saja di Amerika, Jepang bahkan Jerman sekalipun dimana pabrik mobil bergengsi seperti Mercedes sekalipun sudah mulai merumahkan karyawannya. Mereka hanya bekerja tiga hari dalam seminggu, sedangkan Toyota pabrik mobil Jepang yang paling ngetop sekalipun untuk pertama kalinya di dalam sejarah, mengalami kerugian yang sangat besar. Hampir setiap perusahaan mengeluh, bahkan merasa takut, karena omsetnya menurun drastis, sedangkan bantuan dari Bank sudah tidak dikucurkan lagi, sehingga hanya tinggal menunggu waktu saja, kapan mereka gulung tikar dan ribuan karyawannya di PHK.
Di prediksikan di tahun 2009 ini jumlah yang akan di PHK bisa mencapai 20% dari total pekerja, apakah ini bukannya satu hal yang perlu ditakutkan !Krisis Ekonomi Global ini akan mendatangi kehidupan kita seperti datangnya deru ombak Tsunami yang menerjang dan memporakporandakan kehidupan banyak keluarga. Kalau Tsunami seperti di Aceh; masih mending dimana korban langsung meninggal, tapi kalau Tsunami PHK korbannya masih hidup dan harus tetap menderita terus. Apakah ini bukannya satu penderitaan yang lebih menyakitkan? Jawablah dengan jujur apa yang bisa kita lakukan untuk membendung terjadinya hal ini ? Ketakutan ini dirasakan oleh kita semua, entah ia Wong Miskin ataupun Wong Kaya. Mau investasi takut kalau nantinya situasi ekonomi bertambah buruk. Mau buka usaha takut kalau usahanya bangkrut. Karena daya beli masyarakat semakin terpuruk. Mau simpan uang di bank, khawatir banknya dilikuidasi.
Sering kali kita baca di media mengenai pertanyaan: Apakah kita siap menghadapi krisis ekonomi ini ? Ini satu pertanyaan yang Guoo..blok bin O'on, sebab pertanyaannya bukannya "Be or not to be?" lagi seperti Hamlet dalam drama Shakespeare, sebab Siap atau tidak Siap; Loe harus menerima kenyataan ini. Sama seperti datangnya Sang Maut !Tapi jawablah dengan jujur ! Kenapa anda tidak takut mati, padahal kematian ini satu hal yang sudah bisa dipastikan 100% alias tidak bisa ditawar lagi, sedangkan kemungkinan di PHK baru diatas 90%, tetapi kenyataannya anda tidak mengkhawatirkan tentang datangnya kematian ! Yang membuat kita takut dan depresi sebenarnya adalah perasaan EGO atau Gengsi kita atau kesombongan diri kita, karena kita takut kehilangan Status. Takut kehilangan jabatan, mobil, terutama takut jadi Miskin. Apakah jadi kemiskinan itu suatu hal yang perlu ditakutkan ? Apakah kemiskinan ini harus lebih ditakutkan daripada kematian ? Kenapa hingga saat ini anda setiap harinya; anda bisa selalu enjoy dan senang, walaupun kenyataannya bisa saja besok anda koit !Cobalah bandingkan nasib anda dengan penduduk di Palestina sekarang ini, yang setiap malam di bom tiada hentinya. Mereka layak jadi takut, tetapi bagi kita apa yang harus ditakutkan atau dicemaskan. Jadi miskin bukanlah aib, dan hidup sederhana bukanlah sesuatu hal yang perlu ditakutkan. Mang Ucup adalah Mang Ucup entah saya miskin ataupun kaya, saya tidak akan berubah Kita dilahirkan telanjang di dunia ini, sedang yang kita miliki sekarang ini hanya sekedar pinjaman saja.
Cobalah bandingkan keadaan krisis ekonomi yang sedang melanda sekarang ini, apakah ini jauh lebih buruk daripada di tahun 1998, dimana nilai uang Rupiah seperti Kertas Bungkus Cabe yang tidak memiliki nilai lagi, karena nilai AS Dollar merosot dari dua ribu anjlok turun jadi sepuluh ribu. Tetapi kenyataannya Anda bisa mengatasinya, bahkan bisa bangkit kembali !Apalagi problem sekarang ini adalah problem Global, jadi sudah pasti akan diatasi secara Global pula. Jadi "Don Wori" lah, cobaan ini pasti akan berlalu, atau dalam bhs Sundanya – Gone with the Wind. Percayalah nasib anda dan saya ada jauh lebih baik dari cobaan yang diberikan kepada Nabi Ayub. Dan belajarlah dari sekarang memaknai arti kata "Cukup" apabila kita bisa menghayatinya perkataan tersebut, pasti rasa cemas kita akan hilang dengan sendirinya. Bukankah dalam doa pun kita mengucapkan berikanlah hari ini kami makanan secukupnya, jadi bukannya untuk seminggu atau sebulan bahkan setahun yang mendatang!
Tidak ada komentar:
Posting Komentar